Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 2 (Part 3)

Sirene tiba-tiba menggema menembus benteng pertahanan Suruga.

Fujinomiya Shiori dengan segera meninggalkan ruang resepsi dan keluar dari bangunan. Membawa Tachibana Hatsune dan bawahan barunya, Tachibana Masatsugu, dia menuntun arah jalannya.

"Kemana kita pergi, Putri?"

"Menara pusat. Di mana informasi terkumpul. Kita akan pergi ke sana untuk menemukan apa yang pastinya terjadi," balas Shiori pada Hatsune yang mengikuti di belakangnya.

"Tapi apakah mereka akan mau memberitahu orang luar seperti kita...?"

"Jangan khawatir. Masalah seperti itu mudah untuk diselesaikan dengan mengandalkan kekuasaanku—Tidak, aku pastinya akan melakukannya."

"Seperti yang diduga dari putri. Senyum gembira yang dipasangkan dengan kekejaman, ini pastinya bagus."

Perkataan dan sikap Shiori tidak terlihat seperti putri yang suka bersembunyi.

Sudah terbiasa dengan hal itu, Hatsune bercanda untuk menghidupkan suasana, dan mengikuti Shiori dengan patuh dan hormat.

Sebaliknya, Tachibana Masatsugu mengikuti terakhir, yang tampak tidak begitu terganggu. Inisiatif penampilan tiba-tiba Shiori tidak meningkatkan banyak keraguaannya.

Tidak ada yang mengetahui jika ini karena ia memiliki kepribadian yang tenang atau biasa dalam melakukan sesuatu. Atau mungkin keduanya?

Pemandangan sebelumnya menunjukkan kalau Masatsugu bukanlah orang biasa, tapi itu tidak cukup. Ia harus terbangun menjadi salah satu pahlawan terhebat untuk menyemarakkan catatan sejarah sepanjang waktu.

Ini juga tujuan Shiori dengan memanggilnya ke benteng pertahanan.

Untuk membiarkannya menghirup udara yang terhubung menuju medan pertempuran. Yang mungkin akan menawarkannya suatu pendorong, pemicu perubahan baru di dalam Tachibana Masatsugu—

Shiori melakukan ini dengan harapan seperti itu.

Setidaknya, Shiori menuntun mereka dengan cepat dan tiba di jantung benteng pertahanan setelah lima menit. Ini adalah menara berbatu bata yang berdiri di tengah tempat ini, menara pusat.

Menara yang kira-kira empat puluh meter tingginya dengan lingkaran fengshui raksasa yang terpasang di atas.

Fasilitasnya sendiri telah dibangun beberapa puluh tahun lalu dan coraknya sangat tua. Shiori memasuki lantai atas ruangan dengan langsung.

Jalan-jalan masuk seluruhnya terbuka, menyediakan jalan masuk bebas ke lantai bawah.

Terdapat empat belas atau lima belas tentara dari pasukan provinsi Tōkaidō di ruangan. Menyadari putri berambut pirang putih, setengah tentara hormat dan melemparkan tatapan kejutan padanya satu demi satu.

Shiori awalnya ingin meminta untuk salah satu petugas tapi kemudian terpikir padanya kalau seharusnya ada seseorang yang peringkatnya lebih tinggi di tempat.

"Chevalier Kamamoto, boleh minta waktunya sebentar?"

"Tentu, Putri, saya bersedia melayani anda."

Chevalier tua yang melayani sebagai penjaga istana ''sementara'' diikuti oleh beberapa bawahannya.

Bawahan itu melangkah mundur demi memberikan jalan bagi Shiori sesaat mereka melihatnya mendekati, mengikuti kelompoknya untuk mencapai pak tua itu yang dalam seragam petugas hitam.

"Apa penyebab sirene sebelumnya? Jelaskan padaku sebisa mungkin."

"Bajak laut... sepertinya. Naga-naga di Teluk Suruga saat ini sedang mengatasi mereka."

"Dengan kata lain, kapal-kapal bersenjata sedang mendekati Kota Suruga."

"Masih belum ada konfirmasi mengenai kapal, tapi ini sangat mungkin."

Shiori sudah menghubungi pak tua itu beberapa jam sebelumnya untuk meminjam ruangan di benteng pertahanan.

Sebagai bagian kelas istimewa, Chevalier sering berubah menjadi pak tua yang keras kepala dan sombong dengan bertambahnya usia mereka. Namun, Pak tua Kamamoto adalah pak tua yang alaminya baik.

Nada pria itu ramah, kemungkinan mencoba untuk menenangkan hati Putri Shiori.

"Serahkan saja pada saya. Saya tidak percaya ini akan berkembang menjadi kejadian besar. Tolong kembalilah dengan selamat ke kota, Putri."

Tiga hari sebelumnya, benteng pertahanan Suruga kehilangan petugasnya yang bertindak sebagai penjaga istana. Penjaga istana sebelumnya ditangkap atas tuntutan korupsi dan sekarang ditahan di markas besar polisi militer luar kota.

Mengambil alih kewajibannya adalah Chevalier Kamamoto yang pensiun selama hampir tujuh tahun lebih.

Kecuali terdapat kekurangan tenaga, penjaga istana benteng pertahanan harusnya jadi Chevalier—Karena ini aturan yang tak tertulis, seorang pak tua pensiunan mengingat untuk mengambil alih peran sementara waktu.

"Bajak laut, apa itu...?" gumam Shiori pada dirinya.

Sepuluh tahun lalu, ketika Kerajaan Jepang menjadi jajahan sekutu Romawi Timur...

Beberapa tentara menjadi pembelot, memutuskan untuk menentang Romawi sampai akhir. Ada juga radikal yang melancarkan serangan teror, mengerahkan sikap pengabaian Romawi terhadap Jepang. Orang-orang tersebut akan menyewa perompak demi kesempatan ketika mereka menghadapi kekurangan dalam mengumpulkan dana.

Kapal-kapal bajak laut semacam ini semuanya akan dilengkapi dengan senjata api dan amunisi—

Penjaga pesisir menyebarkan naga laut ''binatang penlayan' di dekat air untuk mendeteksi bau serbuk mesiu seawal mungkin. Apa naga laut yang meningkatkan bunyi alarm kali ini juga?

Namun, apa musuh-musuh itu benar-benar bajak laut? Sama halnya Shiori memenungkan diri...

Suara menirukan lonceng bergema di tengah udara.

Kekuatan mistik yang menghasilkan suara ini tidak besar. Shiori menyaksikan rubah putih, sekitar ukuran telapak tangan, di atas bahu Pak Tua Kamamoto.

Ini adalah pipe fox, binatang pelayan kecil yang digunakan oleh Pasukan Kerajaan.

"Oh."

Pak Tua Kamamoto melebarkan matanya dan pipe fox melompat dari bahunya.

Pipe fox itu berlari dengan imut ke dinding di mana terdapat sebuah kursi berayun yang kosong.

Lalu setelah pipe fox berlari di bawah kursi, seorang gadis muncul dari udara sempit dan menduduki kursi tersebut.

Berpakaian sebagai gadis kuil, gadis itu mempunyai poni yang mencapai alis matanya dan hitam, rambutnya sepanjang bahu. Sangat manis, gadis yang menyerupai boneka Ichimatsu dan nampak berumur delapan atau sembilan tahun.

"Sakuya, apa kamu punya sesuatu yang mau diberitahukan?"

Pak Tua Kamamoto bertanya dan gadis bernama Sakuya mengalihkan kepalanya padanya.

Sosok rampingnya dan garis tubuh gadis kuilnya sedikit kabur. Daripada disebut seorang manusia sungguhan, dia merupakan gambaran yang diproyeksikan oleh roh, berarti pengganti untuk sebuah tiruan.

Dia mungkin roh spiritual yang melindungi benteng pertahanan Suruga.

"Penyerbuan... Le... gion... Musuh, peringatan..."

Sakuya melaporkan situasi pertempuran yang berubah dan memancarkan gelombang spiritual.

Pemandangan yang diproyeksikan oleh gelombang spiritual menutupi langit-langit dari lorong lantai tanah menara pusat. Seperti layar raksasa di bioskop.

Pemandangan di atas menunjukkan situasi di laut.

Terdapat tiga tubuh mengambang di permukaan laut, menyerupai naga laut yang panjangnya sepuluh meter. Namun, tubuh matinya memiliki sisik-sisik keemasan, yang berarti mereka adalah naga laut yang digunakan oleh penjaga pesisir. Leher ketiganya terpenggal, mungkin diserang oleh musuh.

...Pemandangan itu berganti menuju pemandangan baru.

Ini adalah permukaan laut yang jauh, beberapa meter jauhnya dari pesisir. Ada tujuh atau delapan kepala yang muncul keatas dan kebawah, berenang kearah pantai sementara menapaki air.

Namun, sosok-sosok "humanoid" itu bukanlah manusia.

Berdiri delapan meter tingginya, bayangan mereka yang besar menyerupai Legion.

Selain itu, tubuh mereka melepaskan uap hitam, menghalangi pemandangan jelas untuk memperkuat penampilan mereka...

"Saat ini, banyak Legion yang membunuh tiga naga laut... dan bergerak menuju benteng pertahanan Suruga. Musuh dengan diam-diam menggunakan penyamaran spiritual, tipe dan gabungan yang tak diketahui. Juga, video ini didapat melalui teknik spiritual... dari seseorang dengan wyvern penjaga pesisir, yang menyaksikan suasana..."

Gambaran Sakuya yang duduk di atas kursi goyang sembari memberikan laporannya.

Suaranya sangat tenang dan pelan, agak sulit dimengerti karena terkejut. Bagi telinga Shiori, terdengar seperti ''grim reaper'' yang berkunjung dengan tak menyenangkan.

Dinding pertahanan dan parit tidak bisa menghentikan Legion Terbang.

Namun, benteng pertahanan mempunyai pelindung modern untuk melakukan perkerjaan sebagai gantinya. Pipe fox, mereka adalah roh yang diciptakan oleh Raja Tenryuu, dan berperingkat tinggi.

"Roh, Seiryuu..."

Ketika gambaran Sakuya menyebut nama ini, lingkaran sihir raksasa muncul di langit.

Sebuah lingkaran cahaya biru, tujuh puluh meter diameternya, yang memuat dalam seluruh benteng pertahanan. Terdapat pola dan karakter Bahasa rumit di dalamnya.

Di belakang lingkaran sihir itu, naga raksasa sederajat terbentuk.

Lebih tepatnya, ini adalah "gambaran naga raksasa."

Tubuh ramping dan menyerupai ular tertutupi oleh sisik biru kelam.

Naga raksasa itu juga memiliki dua tanduk dan empat anggota tubuh yang pendek—Keagungan suci dan bentuk nyatanya tanpa diragukan termasuk pada simbol Raja orang timur, binatang suci yang dikenal sebagai "naga." Tubuh transparan yang menandai ini adalah gambaran yang diproyeksikan.

Benteng pertahanan Suruga tidak berada di ketinggian yang tinggi, tapi ini terletak di atas puncak gunung setidaknya.

Melingkupi area kota yang bisa melihat gambaran Seiryuu juga. Area kota yang mendekati benteng pertahanan sudah membunyikan alarm untuk menyatakan hukum darurat perang.

"Kelompok Legion yang tidak diketahui bergerak menuju benteng pertahanan? Siapa yang pastinya berperan sebagai bajak laut...?" penjaga istana sementara Suruga, Chevalier Kamamoto, dengan pelan bergumam.

Sekarang, dia menunggangi wyvern biru dan terbang melintasi benteng pertahanan. wyvern identik dengan kadal dalam penampilan kecuali dengan sayap yang menyebar dari bahunya daripada anggota tubuh bagian depan.

Wyvern lebih dari dua kali sebesar kuda asli, binatang penjaga menengah yang kira-kira empat meter panjangnya.

Menunggangi di atas pelana, Chevalier Kamamoto mengatakan, "Dengan nama Zuihou, Gelar yang diberikan pada kami para prajurit Kerajaan Jepang—Berkumpullah."

Lingkaran cermin muncul di tangan kanan kesatria pak tua itu.

Lingkaran cermin terang nampak menjadi warna mengkilap dan seukuran telapak tangan. Ini adalah Zuihou, segel Chevalier untuk memanggil Legion Kerajaan Jepang, Kamuy, juga sebagai lencana keberanian yang agung.

Melonjak sementara menunggangi di atas wyvern-nya, pak tua itu melepaskan sejumlah gelombang aura besar.

Gelombang aura dengan segera dibentuk, berubah menjadi pasukan Legion terbang.

Total dua puluh tujuh Kamuy, yang dilengkapi dengan armor dan seragam berwarna bersama "samurai biru" tekenal dunia. Semua pasukan dengan senapan bayonet tingkat standard, Legion tersebut mengikuti pak tua Kamamoto menuju pertempuran.

Chevalier tua menyadari musuh mendekati dari selatan—Teluk Suruga.

"Berikutnya?"

Pemandangan yang benar-benar meluap-luap dari benteng pertahanan Suruga di atas dataran tinggi.

Teluk Suruga sampai selatan, Pelabuhan Shimizu sampai timur sementara timur laut menyajikan pemandangan megah puncak suci, Gunung Fuji. Tidak seperti perkotaan atau tempat biasa yang dikelilingi pegunungan, geografis di sini sangat bermacam-macam.

Di dalam pemandangan kelas atas, tanda-tanda pasukan musuh yang tak diketahui sedang bersembunyi.

Ada sekitar tiga puluh "sosok manusia" yang terbang dari sepanjang Teluk Suruga, pasukan musuh bersembunyi di balik teknik spiritual secara diam-diam. Setelah ditemukan oleh naga laut, mereka terbang menuju udara langsung.

Tanpa mengorganisir diri mereka, "sosok manusia" terbang dalam formasi terpencar.

Laut dan pemandangan kota Suruga secara berangsur-angsur diwarnai merah oleh matahari terbenam. Ini hampir waktu terbenamnya matahari.

Lebih dekat terhitung tiga puluh empat musuh. Chevalier Kamamoto memiliki dua puluh tujuh Kamuy di bawah perintahnya. Musuh menahan keunggulan jumlah tetapi kubu pertahanan mempunyai dukungan dari roh, Seiryuu.

Gambaran naga biru langit raksasa, dengan lingkaran sihir di belakang punggungnya, mengisi udara seluruh benteng pertahanan.

Menuju selatan, Chevalier Kamamoto memimpin dua puluh tujuh Kamuy, yang berdiri di tengah udara.

Beberapa menit kemudian, "sosok manusia" musuh mencapai tepi laut. Hanya beberapa kilometer berdiri di antara mereka di benteng pertahanan Suruga. Pada saat ini, Seiryuu membuat pergerakan.

Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...

Seiryuu melepaskan auman nyaring dari rahang raksasanya.

Kemudian langit menjadi gelap dengan berkumpulnya badai awan. Cahaya mulai turun dari atas.

Boom! Boom! Boom! Boom! Boom! Boom! Boom!

Angin gelap terus melancarkan halilintar tanpa henti. Seiryuu dapat mengubah cuaca—Ini adalah kekuatan spiritual untuk mengendalikan fenomena cuaca, yang diberikan oleh binatang suci yakni Raja Tenryuu.

Disambar oleh halilintar, "sosok manusia" tersebut dihempaskan menjauh.

Namun, raksasa yang diselubungi dalam uap tidak terkena luka yang parah. Hanya saja halilintar itu tidak cukup untuk memusnahkan Legion.

Halilintar berubah menjadi serangan bertubi-tubi untuk menghalangi gerakan musuh. Ini adalah tujuan mengubah cuaca sebagai senjata.

Di tengah-tengah langit yang dipenuhi dengan turunnya halilintar, satu-satunya "sosok manusia" berteriak.

Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!

Ini munngkin suatu perintah.

Tiga puluhan "sosok manusia" mulai melaju, bergerak terpisah dari satu sama lain. Menjaga penyebaran formasi, mereka menyerbu dengan kecepatan tinggi.

Dengan tepat, musuh mendesak pada pasukan Kamuy yang dipimpin oleh Chevalier Kamamoto.

"Hmm!?"

Chevalier Kamamoto terkejut. Sesaat mereka bergerak, musuh melepaskan penyamaran mereka. Terbang dengan cepat tanpa rasa takut dengan tembakan halilintar, mereka bukan lagi "sosok manusia" prajurit.

"Crusade..!"

Crusade lebih besar tubuhnya daripada Kamuy.

Mereka juga mengenakan armor yang lebih tebal. Putih segar dalam keseluruhan warna, mereka dihiasi dengan garis-garis merah di berbagai tempat. Penampilan ini mestinya milik Crusade, Legion utama Angkatan Kerajaan Inggris.

"Jadi kesatria Inggris datang untuk menyerbu!?"

Ini sebenarnya bisa dimengerti. Kerajaan Jepang berserikat dengan Romawi Timur. Jika siapapun akan berani menyerang benteng pertahanan Jepang, "kerajaan lain" di Asia satu-satunya kandidat yang masuk akal.

Mengatakan begitu, Chevalier Kamamoto mendecahkan lidahnya.

"Apa benteng pertahanan masih belum menyebarkan pelindung gelombang aura...? Benar, Sakuya menyebutkan kondisi buruknya."

Musuh melancarkan serangan ganas dengan mencoba untuk menaklukan benteng pertahanan Suruga.

Seolah mereka mengingatnya di waktu lampau, "pertempuran yang berlarut-larut" akan dimulai. Dengan perintah pertahanan, roh Seiryuu melanjutkan untuk menghujani halilintar dalam perlawanan, sepadan untuk panah dan peluru sebagai "tembakan anti udara."

Permasalahannya adalah bahwa tanpa "dinding," tidak akan ada ''benteng''—

Sementara itu Crusade terus terbang dengan cepat, tak terganggu oleh sambaran halilintar dari langit.

Mereka serdadu di atas kekejaman bahkan ketika kawan mereka pun terserang dengan langsung. Bergerak dalam garis lurus, Legion Inggris mulai menggunakan senapan bayonet mereka untuk menembak secara membabi buta. Bukan peluru melainkan sinar panas yang dikeluarkan dari laras.

Puluhan cahaya terbang menembus udara seperti panah sihir, mencapai dua puluh tujuh Kamuy Kerajaan Jepang.

"Kerahkan pelindung!"

Kamuy dengan segera melaksanakan perintah Chevalier Kamamoto.

Cahaya-cahaya kecil berkelap kelip seperti zat partikulat, menutup di sekitar udara dari dua puluh tujuh Kamuy.

Cahaya jenis ini memiliki pengaruh untuk membangkitkan tembakan musuh. Sebagai hasilnya, walaupun menahan beberapa kerusakan, Kamuy Kamamoto dapat menandingi serbuan tiga puluh empat Crusade tanpa kehilangan jumlah.

Pertempuran huru hara membentang di tengah udara.

Senapa bayonet yang digunakan oleh kedua belah pihak berfungsi sebagai "tombak," membentrok dalam pertarungan melewati tikaman dan tebasan.

Seperti manusia, kepala, dada dan perut Legion adalah bagian vital. Legion yang terluka dalam bagian itu akan kehilangan kemampuan terbang dan roboh.

"Tekanan... melawan sisiku huh?"

Crusade unggul pada Kamuy dalam bidang fisik dan kekuatan.

Satu-satunya cara bagi Kamuy untuk melawan Crusade adalah menggunakan kelincahan mereka dengan taktik memukul dan berlari. Tapi sekali kedua sisi bertemu dalam pertarungan jarak dekat dengan pasukan yang dicampur bersama keporak porandaan, sisi dengan kekuatan unggul akan menahan keuntungan mutlak.

Tanpa tergesa-gesa pak tua Chevalier itu berbicara dari Crusade yang ditikam oleh Kamuy dengan wajah dan bayonetnya kemudian menarik pelatuk secara langsung.



Senapan bayonet adalah senjata yang terdiri atas senapan militer dengan pisau yang disesuiakan di ujung depan larasnya.

Normalnya, sinar yang ditembakkan dari moncongnya menyebabkan kepala Kamuy meledak.

Selanjutnya, sinar yang melesat terus dalam garis lurus, menembus target baru. Sayangnya, tunggangan wyvern Chevalier Kamamoto tertembak.

"Ohhhhhh!?"

Cahaya itu mengoyak salah satu sayap wyvern.

Kehilangan keseimbangan untuk terbang, wyvern tersebut jatuh, membawa penunggangnya bersama dengannya. Bobot jatuhnya sekitar enam puluh atau tujuh puluh meter.

Chevalier Kamamoto menghantam menuju bukit hijau. Beruntungnya, tubuh raksasa wyvern menjadi bantalan jatuh, sehingga ia selamat dengan hanya beberapa tulang patah dan memar.

Namun—

Raksasa yang turun di depan Chevalier Kamamoto selamat.

Sesosok Crusade, berniat untuk membunuh Chevalier Kamamoto. Pendaratan Legion Inggris menyebabkan tanah bergetar dan bergemuruh. Lebih dekat, terlihat sebesar tiga atau empat bangunan kuno.

Senapan bayonet di tangan raksasa itu kira-kira empat meter panjangnya.

Lebih dari dua kali berat pak tua itu.

Salah satu bayonet disesuaikan pada senapan atau cahaya dari moncong yang bisa dengan mudah menghancurkan Chevalier Kamamoto berkeping-keping. Menjunjung kebanggaannya sebagai tentara Pasukan Kerajaan, pak tua Kamamoto menahan tubuh terlukanya untuk berdiri secepat mungkin. Pada waktu yang sama, ia menarik pistol setengah otomatis 9mm dari sarung di pinggangnya.

Namun, hal semacam ini tidak bisa menghentikan Legion raksasa.

Tanpa menggunakan senapan bayonetnya, Crusade mengayunkan kaki kirinya seolah menendang batu kerikil.

Pergerakan kecil ini menghantam Chevalier Kamamoto dengan keras, menyepaknya menuju udara. Seperti ia akan kehilangan kesadaran, ia dengan putus asa memerintahkan Kamuy di bawah perintahnya.

Dia menyuruh Kamuy untuk mempertahankan benteng pertahanan sampai akhir atas namanya. Pemikiran ini menjadi dinding dan surat wasiat akhir pak tua.


Balik ke Part 2
Lanjut ke Part 4

0 Comments for "Chronicle Legion: Volume 1 Chapter 2 (Part 3)"